SPREISHOP - "Satu pesawat hanya bisa terbang dua kali dalam satu hari, padahal
agar rekayasa efektif minimal enam kali terbang dalam sehari," kata dia
kemarin.
Walhasil, BPPT hanya mampu mengurangi 22 persen curah hujan di
Jakarta, di bawah angka yang ditargetkan, yakni 35 persen, seperti tahun
lalu.Pada 2013, menurut Heru, rekayasa cuaca berjalan efektif karena
BPPT mendapat bantuan tiga unit pesawat Hercules.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, TNI Angkatan Udara menarik
satu pesawatnya karena penebaran garam dapur berpotensi merusak burung
besi tersebut. "Bahan NaCl sangat halus. Walau setiap hari dicuci, masih
ada yang tertinggal di sela-sela sayap dan badan pesawat sehingga
berkarat," katanya.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Hadi
Tjahjanto membantah jika instansinya disebut enggan meminjamkan pesawat
terbang untuk membantu proses rekayasa hujan. Sejumlah pesawat TNI,
termasuk Hercules, ujarnya, saat ini sedang digunakan untuk membantu
korban bencana alam, seperti di Manado, Sulawesi Utara.
Hadi menegaskan, TNI dan BPPT sudah menjalin kerja sama untuk
melakukan modifikasi cuaca. "Buktinya, kami meminjamkan 1 unit pesawat
Hercules dan 1 unit helikopter, serta 2 regu kru pesawat," kata dia
kemarin. Satu pesawat Hercules, ujar Hadi, mampu terbang 1-4 kali
sehari.
Meski demikian, Hadi mengatakan, TNI siap menambah jumlah pesawat.
Untuk melakukan rekayasa cuaca, Heru mengimbuhkan, lembaganya
mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 20 miliar untuk memodifikasi cuaca
sejak 14 Januari hingga 14 Maret 2014.